BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sumber energi yang banyak digunakan
untuk memasak, kendaraan bermotor dan industri berasal dari minyak bumi, gas
alam, dan batubara. Ketiga jenis bahan bakar tersebut berasal dari pelapukan
sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil. Minyak bumi dan gas
alam berasal dari jasad renik, tumbuhan dan hewan yang mati.
Sisa-sisa organisme itu mengendap di dasar bumi kemudian
ditutupi lumpur. Lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena
pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu dengan meningkatnya tekanan
dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik itu menjadi minyak
dan gas. Selain bahan bakar, minyak dan gas bumi merupakan bahan industri yang
penting. Bahan-bahan atau produk yang dibuat dari minyak dan gas bumi ini
disebut petrokimia. Baru-baru ini puluhan ribu jenis bahan petrokimia tersebut
dapat digolongkan ke dalam plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida,
detergen, pelarut, pupuk, dan berbagai jenis obat.
Minyak bumi dan gas alam merupakan senyawa hidrokarbon.
Rantai karbon yang menyusun minyak bumi dan gas alam memiliki jenis yang
beragam dan tentunya dengan sifat dan karakteristik masing-masing. Sifat dan
karakteristik dasar minyak bumi inilah yang menentukan perlakuan selanjutnya
bagi minyak bumi itu sendiri pada pengolahannya. Hal ini juga akan mempengaruhi
produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak tersebut.
Pengetahuan tentang minyak bumi dan gas alam sangat penting
untuk kita ketahui, mengingat minyak bumi dan gas alam adalah suatu sumber
eneri yang tidak dapat diperbaharui, sedangkan penggunaan sumber energi ini
dalam kehidupan kita sehari-hari cakupannya sangat luas dan cukup memegang peranan
penting atau menguasai hajat hidup orang banyak. Sebagai contoh minyak bumi dan
gas alam digunakan sebagai sumber energi yang banyak digunakan untuk memasak,
kendaraan bermotor, dan industri, kedua bahan bakar tersebut berasal dari
pelapukan sisa-sisa organisme sehingga disebut bahan bakar fosil.
Oleh karen itu sebagai generasi penerus bangsa, kita juga
harus memikirkan bahan bakar alternatif apa yang dapat digunakan untuk
menggantikan bahan bakar fosil ini, jika suatu saat nanti bahan bakar ini
habis.
1.2 Perumusan
Masalah
Dalam penyusunannya, makalah ini
dibatasi dengan pertanyaan :
a) Bagaimana proses terbentuknya minyak bumi ?
b) Bagaimana cara pengolahan minyak bumi ?
c) Manfaat minyak bumi ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
a) Dapat mengetahui dan mendalami
pengetahuan penyusun terkait minyak bumi.
b) Dapat mengetahui hasil pengolahan
dari minyak bumi.
c) Dapat mengetahui manfaat serta
kegunaan minyak bumi bagi kehidupan manusia.
d) Dapat mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari pembakaran minyak bumi yang tidak sempurna.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Minyak
Bumi
Minyak Bumi
merupakan campuran dari berbagai macam hidrokarbon, jenis molekul yang paling
sering ditemukan adalah alkana (baik yang rantai lurus maupun bercabang),
sikloalkana, hidrokarbon aromatik, atau senyawa kompleks seperti aspaltena. Setiap minyak Bumi mempunyai
keunikan molekulnya masing-masing, yang diketahui dari bentuk fisik dan
ciri-ciri kimia, warna, dan viskositas.
Alkana, juga disebut dengan parafin,
adalah hidrokarbon tersaturasi dengan rantai lurus atau bercabang yang
molekulnya hanya mengandung unsur karbon dan hidrogen dengan rumus umum CnH2n+2.
Pada umumnya minyak Bumi mengandung 5 sampai 40 atom karbon per molekulnya,
meskipun molekul dengan jumlah karbon lebih sedikit/lebih banyak juga mungkin
ada di dalam campuran tersebut.
Alkana dari pentana (C5H12)
sampai oktana (C8H18) akan disuling menjadi bensin,
sedangkan alkana jenis nonana (C9H20) sampai heksadekana
(C16H34) akan disuling menjadi diesel, kerosene dan bahan
bakar jet). Alkana dengan atom karbon 16 atau lebih akan disuling menjadi
oli/pelumas. Alkana dengan jumlah atom karbon lebih besar lagi, misalnya
parafin wax mempunyai 25 atom karbon, dan aspal mempunyai atom karbon lebih
dari 35. Alkana dengan jumlah atom karbon 1 sampai 4 akan berbentuk gas dalam
suhu ruangan, dan dijual sebagai elpiji (LPG). Di musim dingin, butana (C4H10),
digunakan sebagai bahan campuran pada bensin, karena tekanan uap butana yang
tinggi akan membantu mesin menyala pada musim dingin. Penggunaan alkana yang
lain adalah sebagai pemantik rokok. Di beberapa negara, propana (C3H8)
dapat dicairkan dibawah tekanan sedang, dan digunakan masyarakat sebagai bahan
bakar transportasi maupun memasak.
Sikloalkana, juga dikenal dengan nama naptena,
adalah hidrokarbon tersaturasi yang mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap
pada karbonnya, dengan rumus umum CnH2n.
Sikloalkana memiliki ciri-ciri yang mirip dengan alkana tapi memiliki titik
didih yang lebih tinggi.
Hidrokarbon aromatik adalah hidrokarbon tidak
tersaturasi yang memiliki satu atau lebih cincin planar karbon-6 yang disebut
cincin benzena, dimana atom hidrogen akan berikatan dengan atom karbon dengan
rumus umum CnHn. Hidrokarbon seperti ini jika dibakar
maka akan menimbulkan asap hitam pekat. Beberapa bersifat karsinogenik.
Semua jenis molekul yang
berbeda-beda di atas dipisahkan dengan distilasi fraksional di tempat
pengilangan minyak untuk menghasilkan bensin, bahan bakar jet, kerosin, dan
hidrokarbon lainnya. Contohnya adalah 2,2,4-Trimetilpentana (isooktana),
dipakai sebagai campuran utama dalam bensin, mempunyai rumus kimia C8H18
dan bereaksi dengan oksigen secara eksotermik:
2 C8H18(l)
+ 25 O2(g) → 16 CO2(g) +
18 H2O(g) + 10.86 MJ/mol (oktana)
Jumlah dari masing-masing molekul
pada minyak Bumi dapat diteliti di laboratorium. Molekul-molekul ini biasanya
akan diekstrak di sebuah pelarut, kemudian akan dipisahkan di kromatografi gas,
dan kemudian bisa dideteksi dengan detektor yang cocok.
Pembakaran yang tidak sempurna dari
minyak Bumi atau produk hasil olahannya akan menyebabkan produk sampingan yang
beracun. Misalnya, terlalu sedikit oksigen yang bercampur maka akan
menghasilkan karbon monoksida. Karena suhu dan tekanan yang tinggi di dalam
mesin kendaraan, maka gas buang yang dihasilkan oleh mesin biasanya juga
mengandung molekul nitrogen oksida yang dapat menimbulkan asbut.
2.2 Pembentukan Minyak Bumi
Proses terbentuknya minyak bumi
dijelaskan berdasarkan dua teori, yaitu:
1.
Teori Anorganik
Teori Anorganik
dikemukakan oleh Berthelok (1866) yang menyatakan bahwa minyak bumi berasal dan
reaksi kalsium karbida, CaC2 (dan reaksi antara batuan karbonat dan
logam alkali) dan air menghasilkan asetilen yang dapat berubah menjadi minyak
bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
CaCO3
+ Alkali → CaC2 + HO → HC = CH → Minyak bumi
2. Teori
Organik
Teori Organik dikemukakan oleh
Engker yang menyatakan bahwa minyak bumi terbentuk dari proses pelapukan dan
penguraian secara anaerob jasad renik (mikroorganisme) dari tumbuhan laut dalam
batuan berpori.
2.3
Komposisi Minyak Bumi
Komposisi minyak bumi dikelompokkan ke dalam empat kelompok,
yaitu:
a.
Hidrokarbon Jenuh (alkana)
·
Dikenal dengan alkana atau parafin
·
Keberadaan rantai lurus sebagai komponen utama (terbanyak)
·
Sedangkan rantai bercabang lebih sedikit
·
Senyawa penyusun diantaranya:
1. Metana
CH4
2. Etana
CH3 – CH3
3. Propana
CH3 – CH2 – CH3
4. Butana
CH3 – (CH2)2 – CH3
5. n-heptana
CH3 – (CH2)5 – CH3
6. iso oktana
CH3 – C(CH3)2 – CH2 – CH – (CH3)2
b.
Hidrokarbon Tak Jenuh (alkena)
·
Dikenal dengan alkena
·
Keberadaannya hanya sedikit
·
Senyawa penyusunnya:
o
Etena,
CH2 = CH2
o Propena,
CH2 = CH – CH3
o Butena,
CH2 = CH – CH2
– CH3
c.
Hidrokarbon Jenuh berantai siklik
(sikloalkana)
o Dikenal dengan sikloalkana atau
naftena
o Keberadaannya lebih sedikit
dibanding alkana
o Senyawa penyusunnya :
d.
Hidrokarbon aromatik
o Dikenal sebagai seri aromatik
o Keberadaannya sebagai komponen yang
kecil/sedikit
o Senyawa penyusunannya:
e.
Senyawa Lain
o Keberadaannya sangat sedikit sekali
o Senyawa yang mungkin ada dalam
minyak bumi adalah belerang, nitrogen, oksigen dan organo logam (kecil sekali)
2.4
Pengolahan Minyak Bumi
Minyak mentah yang peroleh dari
pengeboran berupa cairan hitam kental yang pemanfaatannya harus diolah terlebih
dahulu. Pengeboran minyak bumi di Indonesia, terdapat di pantai utara Jawa
(Cepu, Wonokromo, Cirebon), Sumatra (Aceh, Riau), Kalimantan (Tarakan,
Balikpapan) dan Irian (Papua). Pengolahan minyak bumi melalui dua tahapan,
diantaranya:
a. Pengolahan pertama,Pada tahapan ini
dilakukan “distilasi bertingkat memisahkan fraksi-fraksi minyak bumi
berdasarkan titik didihnya. Komponen yang titik didihnya lebih tinggi akan
tetap berupa cairan dan turun ke bawah. Sedangkan titik didihnya lebih rendah
akan menguap dan naik ke bagian atas melalui sangkup-sangkup yang disebut
sangkup gelembung.
b. Pengolahan kedua, Pada tahapan ini
merupakan proses lanjutan hasil penyulingan bertingkat dengan proses sebagai
berikut:
1. Perengkahan (cracking)
2. Ekstrasi
3. Kristalisasi
4. Pembersihan dari kontaminasi
2.5 Produk
Hasil Pengolahan
a.
Bensin
Komposisi
bensin terdiri dari komposisi n-heptana dan iso-oktana, yaitu :
b.
Ethyl Tertier Butil Eter (ETBE)
·
·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3Tersier
Amil Metil Eter (TAME)
·
·Rumus molekul CH3 O C(CH3)2
C2H5Metir Tersier Buthil Eter (MTBE)
·
·Rumus molekul CH3 O C(CH3)3
c.
Bahan bakar gas
Bahan bakar gas terdiri dari LNG (Liquified
Natural Gas) dan LPG (Liquified
Petroleum Gas)
Bahan baker gas biasa digunakan
untuk keperluan rumah tangga dan indusri.
Elpiji, LPG (liquified
petroleum gas,harfiah: “gas minyak bumi yang dicairkan”), adalah campuran
dari berbagai unsur hidrokarbon yang berasal darigas alam. Dengan menambah
tekanan dan menurunkan suhunya, gas berubah menjadi cair. Komponennya
didominasi propana C3H8 dan butana C4H10.
Elpiji juga mengandung hidrokarbon ringan lain dalam jumlah kecil, misalnya
etana C2H6 dan pentana C5H12.
Dalam kondisi atmosfer, elpiji akan
berbentuk gas. Volume elpiji dalam bentuk cair lebih kecil dibandingkan dalam
bentuk gas untuk berat yang sama. Karena itu elpiji dipasarkan dalam bentuk
cair dalam tabung-tabung logam bertekanan. Untuk memungkinkan terjadinya
ekspansi panas dari cairan yang dikandungnya, tabung elpiji tidak diisi secara
penuh, hanya sekitar 80-85% dari kapasitasnya. Rasio antara volume gas bila
menguap dengan gas dalam keadaan cair bervariasi tergantung komposisi, tekanan
dan temperatur, tetapi biasaya sekitar 250:1.
Tekanan di mana
elpiji berbentuk cair, dinamakan tekanan uap-nya, juga bervariasi tergantung
komposisi dan temperatur; sebagai contoh, dibutuhkan tekanan sekitar 220 kPa
(2.2 bar) bagi butana murni pada 20 °C (68 °F) agar mencair, dan sekitar 2.2
MPa (22 bar) bagi propana murni pada 55°C (131 °F).
Menurut spesifikasinya, elpiji
dibagi menjadi tiga jenis yaitu elpiji campuran, elpiji propana dan elpiji
butana. Spesifikasi masing-masing elpiji tercantum dalam keputusan Direktur
Jendral Minyak dan Gas Bumi Nomor: 25K/36/DDJM/1990. Elpiji yang dipasarkan
Pertamina adalah elpiji campuran.
Ø Sifat elpiji
Sifat elpiji adalah sebagai berikut:
·
Cairan dan gasnya sangat mudah terbakar
·
Gas tidak beracun, tidak berwarna dan biasanya berbau
menyengat
·
Gas dikirimkan sebagai cairan yang bertekanan di dalam
tangki atau silinder.
·
Cairan dapat menguap jika dilepas dan menyebar dengan cepat.
·
Gas ini lebih berat dibanding udara sehingga akan banyak
menempati daerah yang rendah.
d.
Petrokimia
Minyak bumi selain sebagai bahan
bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting dan bermanfaat dalam
kehidupan sehari-hari. Bahan-bahan atau produk yang terbuat dari bahan dasarnya
minyak dan gas bumi disebut petrokimia. Bahan-bahan petrokimia dapat
digolongkan: plastik, serat sintetik, karet sintetik, pestisida, detergen,
pelarut, pupuk, berbagai jenis obat dan vitamin.
v Bahan
Dasar Petrokimia
Proses petrokimia umumnya melalui tiga tahapan, yaitu:
1. Mengubah minyak dan gas bumi menjadi
bahan dasar petrokimia
2. Mengubah bahan dasar petrokimia
menjadi produk antara, dan
3. Mengubah produk antara menjadi
produk akhir yang dapat dimanfaatkan.
Hampir semua produk petrokimia
berasal dari tiga jenis bahan dasar yaitu:
1. Olefin (alkena-alkena)
Olefin yang terpenting adalah etena (etilina), propena
(propilena), butena (butilena) dan butadiena.
CH2 = CH2
CH2 = CH – CH3
Etilena
propilena
CH3 – CH = CH – CH3
CH2 = CH – CH = CH2
Butilena butadiene
2.
Aromatika (benzena dan turunannya)
Aromatika
yang terpenting adalah benzena (C6H6), totuena (C6H5CH3)
dan xilena (C6H4 (CH3)2
3.
Gas Sintesis
Gas
sintetis disebut juga syn-gas yang merupakan campuran karbon monoksida (CO) dan
hidrogen (H2). Syn-gas dibuat dari reaksi gas bumi atau LPG melalui
proses yang disebut stean reforming atau oksidasi parsial.
Reaksi stean reforming : CH4(g)
+ H2O → CO(g) + 3H2(g)
Reaksi oksidasi parsial
: 2CH4(g) + O2 → 2CO(g)
+ 4H2(g)
ü Petrokimia
dari Olefin
Berikut ini beberapa petrokimia dari
olefin dengan bahan dasar etilena:
1.
Polietilena
Polietilena
adalah plastik yang paling banyak diproduksi yang digunakan sebagai kantong
plastik dan plastik pembungkus/sampah.
2.
PVC
PVC adalah
polivinilkiorida yang merupakan plastik untuk pembuat pipa (pralon).
3.
Etanol
Etanol
adalah bahan yang sehari-hari kita kenal sebagai alkohol yang digunakan untuk
bahan bakar atau bahan antar produk lain.
Alkohol dibuat dari etilena:
CH2 = CH2 + H2O
→ CH3 – CH2OH
4.
Etilen glikol atau Glikol
Glikol
digunakan sebagai bahan anti beku dalam radiator mobil di daerah beriklim
dingin.
ü Petrokimia
dari Aromatik
Bahan dasar aromatik yang terpenting
adalah benzena, toluena, dan xilena (BTX). Bahan dasar benzena umumnya diubah
menjadi stirena, kumena dan sikloheksana
1. Stirena digunakan untuk membuat
karet sinetik
2. Kumena digunakan untuk membuat
fenol, selanjutnya fenol untuk membuat perekat
3. Sikloheksana digunakan terutama
untuk membuat nylon
4. Benzena digunakan sebagai bahan
dasar untuk membuat detergen. Bahan dasar untuk toluena dan xilena untuk
membuat bahan peledak (TNT), asam tereftalat (bahan pembuat serat).
ü Petrokimia
dan gas-sinetik
Gas sinetik merupakan campuran dari
karbon monoksida dan hidrogen. Beberapa contoh petrokimia dari syn-gas sebagai
berikut:
1.
Amonia (NH3)
N2(g) + 3H2(g)
→ 2NH3(g)
Gas nitrogen dari udara dan gas hidrogennya dari syn-gas.
Amonia digunakan untuk membuat pupuk [CO(NH2)2] urea,
[(NH4)2SO4]; pupuk ZA dan (NH4NO3);
amonium nitrat.
2.
Urea [CO(NH2)2]
CO2(g) + 2NH3(g)
→ NH2COH4(S)
NH2CONH4(S) →
CO(NH2)2(S) + H2O(g)
3.
Metanol (CH3OH)
CO(g) + 2H3(g)
→ CH3OH(g)
Sebagian besar metanol diubah
menjadi formal-dehida dan sebagian digunakan untuk membuat serat dan campuran
bahan bakar.
4.
Formal dehida (HCHO)
CH3OH(g) →
HCHO(g) + H2(g)
Formal dehida dalam air dikenal
dengan formalin yang digunakan mengawetkan preparat biologi.
e.
Naptha atau Petroleum eter
biasa digunakan sebagai pelarut dalam industri.
f.
Kerosin (minyak tanah)
biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk keperluan rumah tangga. Selain itu kerosin juga digunakan sebagai bahan
baku pembuatan bensin melalui proses cracking.
g.
Minyak tanah (bahasa Inggris:
kerosene atau paraffin)
adalah cairan hidrokarbon yang tak
berwarna dan mudah terbakar. Dia diperoleh dengan cara distilasi fraksional
dari petroleum pada 150°C and 275°C (rantai karbon dari C12 sampai C15). Pada
suatu waktu dia banyak digunakan dalam lampu minyak tanah tetapi sekarang
utamanya digunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, Jet-A,
Jet-B, JP-4 atau JP-8). Sebuah bentuk dari kerosene
dikenal sebagai RP-1dibakar dengan oksigen cair sebagai bahan bakar roket. Nama
kerosene diturunkan dari bahasa Yunani keros.
Biasanya, kerosene didistilasi
langsung dari minyak mentah membutuhkan perawatan khusus, dalam sebuah unit
Merox atau, hidrotreater untuk mengurangi kadar belerangnya dan pengaratannya.
Kerosene dapat juga diproduksi oleh hidrocracker, yang digunakan untuk
mengupgrade bagian dari minyak mentah yang akan bagus untuk bahan bakar minyak.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.
Penggunaanya sebagai bahan bakar untuk memasak terbatas di negara berkembang, di mana dia kurang disuling dan mengandung ketidakmurnian dan bahkan “debris”.
Bahan bakar mesin jet adalah
kerosene yang mencapai spesifikasi yang diperketat, terutama titik asap dan
titik beku.
Kerosene juga bisa di gunakan untuk
membasmi serangga seperti semut dan mengusir kecoa. Kadang di gunakan juga
sebagai campuran dalam cairan pembasmi serangga.
h.
Minyak solar atau minyak diesel,
biasa digunakan sebagai bahan bakar
untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor seperti bus, truk, kereta api dan
traktor. Selain itu, minyak solar juga digunakan sebagai bahan baku pembuatan
bensin melalui proses cracking.
i.
Minyak pelumas
biasa digunakan untuk lubrikasi
mesin-mesin.
j.
Residu minyak bumi yang terdiri dari
:
·
Parafin ,
digunakan dalam proses pembuatan obat-obatan, kosmetika, tutup botol, industri
tenun menenun, korek api, lilin batik, dan masih banyak lagi.
·
Aspal , digunakan
sebagai pengeras jalan raya
2.6
Akibat yang Disebabkan Oleh
Pembakaran Bahan Bakar Fosil
1.
Sumber Bahan Pencemaran
-
Pembakaran Tidak Sempurna
-
Menghasilkan asap yang mengandung gas karbon monoksida (CO),
partikel karbon (jelaga), dan sisa bahan bakar (hidroksida).
-
Pengotor dalam Bahan Bakar
-
Bahan bakar fosil mengandung sedikit belerang yang akan
menghasilkan oksida belerang (SO2 atau SO3).
-
Bahan Aditif (Tambahan) dalam Bahan Bakar
-
Bensin yang ditambahi tetraethyllead (TEL) yang punya rumus
molekul Pb(C2H5)4 akan menghasilkan partikel
timah hitam berupa PbBr2.
2.
Asap Buang Kendaraan Bermotor
-
Gas Karbon Dioksida (CO2)
Sebenarnya,
gas karbon dioksida tidak berbahaya. Tetapi, gas karbon dioksida tergolong gas
rumah kaca, sehingga peningkatan kadar gas karbon dioksida di udara dapat
mengakibatkan peningkatan suhu permukaan bumi yang disebut pemanasan global.
b. Gas Karbon Monoksida (CO).
b. Gas Karbon Monoksida (CO).
Gas karbon
monoksida tidak berwarna dan berbau, sehingga kehadirannya tidak diketahui. Gas
karbon monoksida bersifat racun, dapat menimbulkan rasa sakit pada mata,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Bila masuk ke dalam darah melalui
pernapasan, gas karbon monoksida bereaksi dengan hemoglobin darah, membentuk
karboksihemoglobin (COHb).
CO + Hb → COHb
Hemoglobin seharusnya bereaksi
dengan oksigen menjadi oksihemoglobin (O2Hb) dan dibawa ke sel-sel jaringan
tubuh yang memerlukan.
O2 + Hb → O2Hb
Namun, afinitas gas karbon monoksida
terhadap hemoglobin sekitar 300 kali lebih besar daripada oksigen. Bahkan
hemoglobin yang telah mengikat oksigen dapat diserang oleh gas karbon
monoksida.
CO + O2Hb → COHb + O2
Jadi, gas karbon monoksida
menghalangi fungsi vital hemoglobin untuk membawa oksigen bagi tubuh.
Cara mencegah peningkatan gas karbon
monoksida di udara adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan
pemasangan pengubah katalitik pada knalpot.
-
Oksida Belerang (SO2 dan SO3)
Belerang
dioksida yang terhisap pernapasan bereaksi dengan air di dalam saluran
pernapasan, membentuk asam sulfit yang dapat merusak jaringan dan menimbulkan
rasa sakit. Bila SO3 terhisap, yang terbentuk adalah asam sulfat
(lebih berbahaya). Oksida belerang dapat larut dalam air hujan dan menyebabkan
terjadi hujan asam.
-
Oksida Nitrogen (NO dan NO2)
Campuran NO dan NO2
sebagai pencemar udara biasa ditandai dengan lambang NOx. Ambang batas NOx di
udara adalah 0,05 ppm. NOx di udara tidak beracun (secara langsung) pada
manusia, tetapi NOx ini bereaksi dengan bahan-bahan pencemar lain dan
menimbulkan fenomena asbut (asap-kabut). Asbut menyebabkan berkurangnya daya
pandang, iritasi pada mata dan saluran pernapasan, menjadikan tanaman layu, dan
menurunkan kualitas materi.
-
Partikel Timah Hitam
Senyawa timbel dari udara dapat
mengendap pada tanaman sehingga bahan makanan terkontaminasi. Keracunan timbel
yang ringan dapat menyebabkan gejala keracunan timbel, seperti sakit kepala,
mudah teriritasi, mudah lelah, dan depresi. Keracunan yang lebih hebat
menyebabkan kerusakan otak, ginjal, dan hati.
3. Pengubah
Katalitik
Salah satu cara untuk mengurangi
bahan pencemar yang berasal dari asap kendaraan bermotor adalah memasang
pengubah katalitik pada knalpot kendaraan. Pengubah katalitik berupa silinder
dari baja tahan karat yang berisi suatu struktur berbentuk sarang lebah yang
dilapisi katalis (biasanya platina). Pada separuh bagian pertama dari pengubah
katalitik, karbon monoksida bereaksi dengan nitrogen monoksida membentuk karbon
dioksida dan gasnitrogen.
katalis
2CO(g) + 2NO(g) → 2CO2(g) + N2(g)
Gas-gas racun gas tak beracun Pada
bagian berikutnya, hidrokarbon dan karbon monoksida (jika masih ada) dioksidasi
membentuk karbon dioksida dan uap air. Pengubah katalitik hanya dapat berfungsi
jika kendaraan menggunakan bensin tanpa timbel.
4. Efek Rumah
Kaca
Berbagai gas dalam atmosfer, seperti
karbon dioksida, uap air, metana, dan senyawa keluarga CFC, berlaku seperti
kaca yang melewatkan sinar tampak dan ultraviolet tetapi menahan radiasi
inframerah. Oleh karena itu, sebagian besar dari sinar matahari dapat mencapai
permukaan bumi dan menghangatkan atmosfer dan permukaan bumi. Tetapi radiasi
panas yang dipancarkan permukaan bumi akan terperangkap karena diserap oleh
gas-gas rumah kaca.
Efek rumah kaca berfungsi sebagai
selimut yang menjaga suhu permukaan bumi rata-rata 15˚C. Tanpa karbon dioksida
dan uap air di atmosfer, suhu rata-rata permukaan bumi diperkirakan sekitar
–25˚C. Jadi, jelaslah bahwa efek rumah kaca sangat penting dalam menentukan
kehidupan di bumi. Akan tetapi, peningkatan kadar dari gas-gas rumah kaca dapat
menyebabkan suhu permukaan bumi menjadi terlalu tinggi sehingga dapat
mneyebabkan berbagai macam kerugian.
5. Hujan Asam
Air hujan biasanya sedikit bersifat
asam (pH sekitar 5,7). Hal itu terjadi karena air hujan tersebut melarutkan gas
karbon dioksida yang terdapat dalam udara, membentuk asam karbonat.
CO2(g) + H2O(l)
→ H2CO3(aq)
Asam Karbonat adalah Air hujan dengan pH kurang dari 5,7
disebut hujan asam.
a.
Penyebab Hujan Asam
SO2(g) + H2O(l)
→ H2SO3(aq)
asam sulfit
SO3(g) + H2O(l)
→ H2SO4(aq)
asam sulfat
2NO2(g) + H2O(l)
→ HNO2(aq) + HNO3(aq)
asam nitrit asam nitrat
b.
Masalah yang Ditimbulkan Hujan Asam
- Kerusakan Hutan
- Kematian Biota Air
- Kerusakan Bangunan
Bahan bangunan sedikit-banyak
mengandung kalsuim karbonat. Kalsium karbonat larut dalam asam, maka dapat
bereaksi.
CaCO3(s) + 2HNO3(aq)
→ Ca(NO3)2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
c.
Cara Menangani Hujan Asam
- Menetralkan asam
- Mengurangi emisi SO2
- Mengurangi emisi oksida nitrogen
BAB III
P E N U T U P
A.
Kesimpulan
Proses pembentukan minyak bumi yaitu berasal dari reaksi
kalsium karbida, CaC2 (dari reaksi antara batuan karbonat dan logam
alkali) dan air yang menghasilkan asetilena yang dapat berubah menjadi minyak
bumi pada temperatur dan tekanan tinggi.
Produk hasil pengolahan minyak bumi antara lain : Bahan
bakar, napta, gasoline, kerosin, minyak solar, minyak pelumas dan residu.
Minyak bumi selain bahan bakar juga sebagai bahan industri kimia yang penting
dan bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari yang disebut petrokimia.
Dampak yang ditimbulkan dari pembakaran bahan bakar yang
tidak sempurna Pembakaran bahan bakar yang tidak sempurna, akan menghasilkan
senyawa-senyawa kimia yang dalam bentuk gas dapat mencemari udara dan
kadang-kadang mengasilkan partikel-pertikel yang menimbulkan asap cukup tebal,
sehingga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran udara.
Pencemaran lain adalah gas karbon monoksida, Co, gas ini
berbahaya pada tubuh manusia karena lebih mudah terikat pada hemoglobin darah,
sehingga kemampuan darah mengikat oksigen menjadi menurun.
B.
Saran
Oleh karena minyak bumi itu proses pembentukannya lama, maka
kita harus berhemat dalam pemanfaatannya, agar minyak bumi itu tidak cepat
habis. Dan penggunaan bensin / bahan bakar haruslah yang tidak berdampak
negatif terhadap lingkungan alam sekitarnya
DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond.2002.Chemistry.edisi ke-7 New York : McGraw
Hill
Departemen
pendidikan dan Kebudayaan. 1995. Glosarium Kimia. Jakarta Balai Pusaka
Ika Ratna
Sari, S.Pd. 2006. Metode Belajar Efektif Kimia : Jawa Tengah. CV Media
Karya Putra.
No comments:
Post a Comment