Monday, March 31, 2014

LAPORAN PRAKERIN TKR "KOPLING"



­BAB I
PENDAHULUAN


1.1              Latar Belakang
Seluruh kendaraan dituntut bisa dioperasikan atau dijalankan pada berbagai kondisi jalan. Namun demikian, mesin yang berfungsi sebagai penggerak utama pada suatu kendaraan tidak bisa melakukan dengan baik apa yang menjadi kebutuhan atau tuntutan kondisi jalan tersebut. Misalnya, pada saat jalan mendaki, kendaraan membutuhkan momen punter (torsi) yang besar, namun kecepatan atau laju kendaraan yang dibutuhkan rendah.
Pada saat ini walaupun putaran mesin tinggi karena katup trotel atau katup gas dibuka penuh namun putaran mesin tersebut harus dirubah menjadi kecepatan atau laju yang rendah.  Sedangkan pada saat sepeda motor berjalan pada jalan yang rata, kecepatan diperlukan tapi tidak diperlukan torsi yang besar.
Dari pendahuluan diatas, sesuai dengan yang akan dibahas yakni  tentang system kopling, maka sebagai kesimpulan awal bahwa system kopling masuk pada bagian system pemindah tenaga. Oleh karena itu pada pembahasan kali kita akan membahas secara terperinci yang erat kaitannya dengan system kopling.

1.2              Rumusan Masalah
Bagaimana meperbaiki sistem kopling pada mobil toyota kijang GLX.


1.3        Tujuan
1.3.1        Tujuan Penulisan Laporan
1.         Menghasilkan tenaga kerja yang berkualitas, yaitu tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan,keterampilan, etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan pekerjaan;
2.         Memperkokoh link dan match antara SMK dan dunia kerja;
3.         Meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan kerja berkualitas;
4.         Memberi pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.
1.3.2        Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PRAKERIN)
1.         Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dunia kerja yang sesungguhnya.
2.                   Memiliki tingkat kompetensi standar yang sesuai dengan yang diserahkan oleh dunia kerja.
3.                   Menjadi tenaga kerja yang berwawasan mutu ekonomis, bisnis kewirausahawan dan produktif.
4.                   Dapat menyerap perkembangan tekhnologi dan daya kerja untuk kepentingan pengembangan dirinya.

1.4       Waktu dan Tempat
                 PRAKERIN dilaksanakan selama tiga bulan terhitung sejak bulan Januari 2014 sampai dengan April 2014, yang dilaksanakan di Bengkel PT. TANIA SELATAN OKI.





















BAB II
LANDASAN TEORI


2.1     Pengertian Kopling
            Kata kopling berasal dari kata serapan coupling yang kata dasarnya adalah couple, artinya pasangan. Namun pengertian kopling di Indonesia berbeda dengan coupling di luar negeri. Kopling di negara kita lebih identik dengan clutch. Pengertian coupling pada kendaraan bermotor adalah hubungan antara engkol dan roda, dimana engkol yang terhubung dengan roda dapat menghasilkan tenaga mesin.
            Kopling adalah komponen  motor yang menghubungkan poros engkol dengan poros roda gigi transmisi. Kalau di luar negeri komponen ini bernama clutch.

2.2     Kopling dan Fungsinya
           Kopling atau Clutch merupakan peralatan transmisi yang menghubungkan/meneruskan atau memutuskan putaran dari poros engkol ke poros roda gigi transmisi (perseneling) ketika mulai atau pada saat mesin akan berhenti atau memindahkan gigi.
Dengan kata  lain, fungsi kopling adalah untuk memindahkan tenaga mesin ke transmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan. Kopling dikatakan baik jika memiliki syarat-syarat sebagai berikut :
1.      Dapat menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan  lembut.
2.      Dapat memindahkan tenaga mesin ke transmisi tanpa slip.
3.      Dapat memutuskan hubungan dengan cepat dan sempurna.
Kopling adalah peralatan transmisi yang menghubungkan porosengkol dengan poros roda gigi transmisi. Kopling suatu perangkat/sistem yang merupakan bagian dari sistem pemindah. Fungsi kopling adalah untukmemindahkan, memutus dan menghubungkan putaran tenaga mesin ketransmisi, kemudian transmisi mengubah tingkat kecepatan sesuai yang diinginkan dengan lembut dan cepat.





                               Gambar 2.1 Kopling / Clutch
Pada bidang otomotif, kopling digunakan untuk memindahkan tenagamotor ke unit transmisi. Dengan menggunakan kopling, pemindahan gigi-gigi transmisi dapat dilakukan, koling juga memungkinkan motor juga dapat berputar walaupun tidak dalam posisi netral.
 






  Gambar 2.2 Konstuksi letak unit kopling (clutch) pada kendaraan

Dalam keadaan normal, dimana fungsi kopling bekerja dengan baik, begitu pengemudi menekan pedal kopling, tenaga mesin akan di putuskan,karena saat pedal ditekan maka gaya tekan itu akan mendorong release fork dan release fork akan mendorong release bearing . Sehingga release bearing akan mengangkat mendorong pegas diapraghma dan pressure palte, clutch disc akan terlepas dengan flywheel. Serentak roda gigi akan terlepas dari pengaruh putaran mesin. Kondisi inilah yang memungkinkan terjadinya perpindahan roda gigi pada transmisi. Kopling dalam pemakaian dikendaraan, harus memiliki syarat-syarat minimal sebagai berikut :
a.                    Harus dapat memutus dan menghubungkan putaran mesin ke transmisi dengan lembut. Kenyamanan berkendara menuntut terjadinya pemutusandan penghubungan tenaga mesin berlangsung dengan lembut. Lembut berarti terjadinya proses pemutusan dan penghubungan adalah secara bertahap.
b.                   Harus dapat memindahkan tenaga mesin dengan tanpa slip Jika kopling sudah menghubung penuh maka antara flywheel  dan plat koping tidak boleh terjadi slip sehingga daya dan putaran mesin terpindahkan 100%.
c.                    Harus dapat memutuskan hubungan dengan sempurna dan cepat. Pada saat kita operasinalkan, kopling harus dapat memutuskan daya dan putaran dengan sempurna, yaitu daya dan putaran harus betul-betul tidak diteruskan, sedangkan pada saat kopling tidak dioperasionalkan, kopling harus menghubungkan daya dan putaran 100%. Kerja kopling dalam memutus dan menghubungkan daya dan putaran tersebut harus cepat atau tidak banyak membutuhkan waktu.



2.3     Jenis- jenis Kopling
2.3.1    Kopling Tetap
            Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakan secara pasti (tanpa terjadi selip), dimana sumbu kedua poros tersebut terletak satu garis lurus atau dapat sedikit perbedaan sumbunya. berbeda dengan kopling tak tetap yang dapat dilepaskan dan dihubungkan bila diperlukan, maka kopling tetap selalu dalam keadaan terhubung.

2.3.2    Kopling Tidak Tetap
            Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros yang digerakan dan poros penggerak, dengan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut baik dalam keadaan diam maupun berputar.

2.4       Komponen Utama Kopling
2.4.1    Roda Penerus
Selain sebagai penstabil putaran motor, roda penerus juga berfungsi sebagai dudukan hampir seluruh komponen kopling.

2.4.2    Pelat Kopling
Kopling berbentuk bulat dan tipis terbuat dari plat baja berkualitas tinggi. Kedua sisi plat kopling dilapisi dengan bahan yang memiliki koefesien gesek tinggi. Bahan gesek ini disatukan dengan plat kopling dengan menggunakan keeling (rivet).
Plat kopling adalah komponen unit kopling yang berfungsi menerima dan meneruskan tenaga mesin dari roda penerus dan plat penekan ke input shaft transmisi. Plat kopling dipasangkan pada alur-alur input shaft transmisi. Bagian plat kopling yang beralur dan berhubungan dengan input shaft transmisi dinamakan clutch hub. Kampas kopling (facing)  dipasangkan pada plat kopling untuk memperbesar gesekan. Kampas kopling dipasangkan pada cushion plate dengan dikeling.
Cushion plate dipasangkan pada plat kopling juga dengan dikeling. Hentakan saat kopling mulai meneruskan putaran dan pada saat tak selerasi dan deselerasi diredam oleh torsion dumper. Terdapat dua jenis torsion dumper yakni torsion rubber  dumper dan torsion spring dumper 

2.4.3    Pelat Tekan
Pelat tekan kopling terbuat dari besi tuang. Pelat tekan berbentuk bulat dan diameternya hampir sama dengan diameter plat kopling.  Salah satu sisinya (sisi yang berhubungan dengan plat kopling) dibuat halus, sisi ini akan menekan plat kopling dan roda penerus, sisi lainnya mempunyai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan penempatan komponen kopling lainnya.

2.4.4    Unit Plat Penekan
Sebagai satu kesatuan dengan plat penekan, pelat penekan dilengkapi dengan sejumlah pegas spiral atau pegas diaphragma. tutup dan tuas penekan.
Pegas digunakan untuk memberikan tekanan terhadap pelat tekan, pelat kopling dan roda penerus. Jumlah pegas (kekuatan tekan) disesuaikan dengan besar daya yang harus dipindahkan.

2.4.5    Mekanisme Penggerak
Komponen penting lainnya pada kopling ialah mekanisme pemutusan hubungan (tuas tekan). mekanisme ini di lengkapi dengan bantalan bola, bantalan bola diikat pada bantalan luncur yang akan bergerak maju/mundur pada sambungan. Bantalan bola yang dilengkapi dengan permukaan tekan akan mendorong tuas tekan.

2.4.6    Rumah Kopling
                Rumah kopling terbuat dari besi tuang atau aluminium. Rumah kopling menutupi seluruh unit kopling dan mekanisme penggerak. Rumah kopling umumnya mempunyai daerah terbuka yang berfungsi sebagai saluran sirkulasi udara.
 







                                     Gambar 2.3 Rumah kopling

Clutch cover unit terdiri dari plat penekan, pegas penekan, tuas penekan dan rumah kopling. Ditinjau dari konstruksinya clutch cover dibedakan menjadi tiga yakni boss drive type clutch cover, radial strap type clutch cover  dan corded strap drive type clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dipasangkan pada rumah kopling dengan boss sehingga konstruksinya kuat, namun perpindahan tenaga tidak bias lembut. Tipe radial strap type clutch cover dan corded strap drive type clutch cover. Pada tipe boss drive plat penekan dihubungkan ke rumah kopling oleh strap  (plat baja) dalam arah radial dari boss. Tipe corded  strap drive plat penekan ditahan oleh tiga buah plat pada rumah kopling sehingga daya elastisitas plat tersebut memungkinkan perpindahan tenaga terjadi dengan lembut.

2.5       Macam Kopling Menurut Cara Kerja
2.5.1    Kopling Hidrolik
Dinamakan kopling hidrolik karena untuk melakukan pemindahan daya adalah dengan memanfaatkan tenaga hidrolis. Tenaga hidrolis didapat dengan menempatkan cairan/minyak pada suatu wadah/ mekanisme yang diputar, sehingga cairan akan terlempar/bersirkulasi oleh adanya gaya sentrifugal akibat putaran sehingga fluida mempunyai tenaga hidrolis. Fluida yang bertenaga inilah yang digunakan sebagai penerus/pemindah tenaga.
Komponen utama pada unit kopling hidrolik adalah :
Ø   Pump impeller: merupakan mekanisme pompa yang membangkitkan tenaga hidrolis pada fluida.
Ø   Turbin runner : adalah mekanisme penangkap tenaga hidrolisfluida yang dibangkitkan pump impeller.
Ø   Stator : adalah mekanisme pengatur arah aliran fluida agar tidak terjadi aliran yang merugikan tetapi justru aliran yang menguntungkan sehingga didapatkan peningkatan momen/ torsi.
 






            Gambar 2.4 Kopling Hidrolik

a.         Sistem Mekanik
            Pengoperasian unit kopling sistem mekanik menggunakan kabel baja yang menghubungkan pedal kopling dengan tuas pembebas kopling. Saat pedal kopling diinjak, maka akan menarik kabel kopling yang diteruskan dengan menggerakan tuas pembebas kearah menekan pegas kopling. Sehingga plat kopling bebas tak terjepit oleh plat tekan. Saat pedal dilepas, maka pedal kopling akan dikembalikan pada posisi semula oleh pegas pengendali pedal. Sementara tuas kopling akan kembali pada posisi semula oleh pegas diafragma.

b.        Sistem Hidrolis
Pengoperasian kopling sistem hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolis minyak. Pedal kopling dalam hal ini berfungsi untuk menekan minyak yang ada pada master silinder dan selanjutnya disalurkan kesilinder kopling. Tekanan minyak selanjutnya mendorong tuas pembebas dan bantalan tekan menekan pegas diafragma. Proses ini menyebabkan kopling memutuskan hubungan antara mesin dengan sistem pemindah tenaga. Posisi saat pedal kopling dilepas, pedal akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali. Sementara  plunger master silinder akan kembali oleh pegas plunger yang ada didalam master silinder. Karena tekanan sudah tidak ada,  plunger dan tuas pembebas akan dikembalikan keposisi semula oleh pegas pengembali dan pegas diafragma.
Konstruksi master silinder dalam gambar tersebut, penampung minyak hidrolisnya (Reservoir) terpisah dan dihubungkan menggunakan pipa elastis. Minyak hidrolis dari reservoir melalui pipa ke master silinder melalui saluran penghubung (pipe joint). Pada saat handel kopling diinjak, tenaganya dipindahkan ke push rod dan mendorong unit plunyer bergerak kearah kiri.  Gerakan ini melawan pegas pengembali plunger (returnspring) dan menekan minyak hidrolis keluar dari master silinder melalui ujung sebelah kiri, masuk ke pipa penghubung menuju ke silinder kopling. Karena sesuatu penyebab, jumlah minyak hidrolis tentu akan berkurang khususnya karena kebocoran atau katup check kotor atau macet. Untuk menjaga agar minyak hidrolis dalam sistem tetap jumlahnya, maka perlu penambahan. Penambahan minyak hidrolis ini diambil dari minyak persediaan direservoir. Caranya, saat unit plunger bergerak kekanan saat pedal kopling dilepas, maka minyak dari reservoir akan masuk kesistem melalui katup check (check valve). Dengan demikian minyak hidrolis pada sistem akan tetap terjaga kuantitasnya. Berkurangnya minyak hidrolis dalam sistem operasional kopling hidrolisakan menyebabkan langkah tekan pedal kopling berkurang, atau kemungkinan gerakan pedal tidak tersalurkan hingga ke tuas pembebas kopling. Bila ini terjadi maka fungsi kopling tidak dapat dilaksanakan,berarti proses pemutusan hubungan tenaga dari mesin ke system pemindah tenaga tidak dapat dilaksanakan, dan tenaga mesin akan selalu terhubung tidak dapat diputuskan oleh kopling. Silinder kopling kopling berfungsi merubah tenaga hidrolis pengoperasian kopling menjadi tenaga mekanik, untuk mendorong tuas pembebas kopling. Tekanan minyak hidrolis dari master silinder diteruskan melalui pipa dan masuk ke silinder kopling (dari ujung sebelahkanan) mendorong piston silinder kopling dan diteruskan ketuas pembebas kopling melalui push rod.  
Pada silinder kopling dilengkapi dengan baut bleeding (bleeder plug) yang berfungsi untuk mengeluarkan udara dari sistem hidrolis. Seperti diketahui bila sistem hidrolis kemasukan udara, maka sistem akan terganggu kerjanya. Hal ini karena saat terjadi penekanan, maka tekanan tersebut mengkompresikan udara tersebut baru menekan minyak. Bila jumlah udaranya banyak maka terjadi penekanan dari master silinder, namun piston silnder kopling tidak bergerak. Oleh karena itu udara harus dikeluarkan dari sistem hidrolis.
Pada silinder kopling juga dilengkapi dengan boot, yaitu karet penutup yang elastis untuk mencegah kotoran masuk kesilinder kopling. Karet penutup ini sangat penting mengingat posisi silinder kopling berada dibawah kendaraan, yang tentunya sangat banyak berbagai kotoran dapat mengenainya. Kotoran tentu akan menyebabkan kerusakan, bila sampai masuk kesilinder kopling. Sistem pengoperasian kopling untuk kendaraan berat seperti Bus, Truk, atau alat berat lainnya, sering dilengkapi dengan Boster. Boster adalah unit perlengkapan yang dipergunakan untuk meringankan tenaga untuk mengoperasikan kopling. Perlengkapan ini dioperasikan menggunakan kevacuman, pada mesin diesel biasanya diambil dari pompa vacum yang dipasang pada sisi belakang alternator. Untuk membandingkan antara sistem yang pakai boster dengan sistem yang tidak menggunakan boster dapat dilihat pada gambar berikut ini. Keduanya menggunakan sistem hidrolis, yang menggunakan boster, unit boster dipasang pada silinder slave.

2.5.2    Kopling Gesek
Kopling gesek adalah proses pemindahan tenaga melalui gesekan antara bagian penggerak dengan yang akan digerakan. Konsep kopling ini banyak dipergunakan pada 12 sistem pemindah tenaga kendaraan, khususnya pada kendaraan ringan, sepeda motor, sedan dan mobil penumpang lainnya.

2.6       Cara Kerja Kopling
Cara kerja kopling adalah apabila mesin berputar, dengan sendirinya roda gila ikut berputar, sedangkan pada roda gaya ini dipasangkan tutup kopling yang tentunya juga ikut berputar. Dalam hal ini poros roda gigi atau poros utama persneling belum dapat berputar, demikian juga dengan plat kopling yang dipasang dengan perantaraan suatu alur pada poros tersebut yang memungkinkannya bergerak sepanjang poros persneling. Selanjutnya, apabila kita ingin menggerakkan roda, hal ini dapat dilakukan dengan mengoperasikan pedal, dimana pada waktu pedal di angkat pegas-pegas kopling akan menekan plat tekan pada roda gila. Hal ini yang menyebabkan plat kopling tersebut terjepit diantara roda gila dengan plat tekan.
Plat ini mulanya akan slip, dan bergesekan dengan roda gila maupun plat tekan akan tetapi selanjutnya secara bertahapakan ikut terbawa berputar dan selanjutnya akan memutar poros utama persneling.
Pada saat pedal kopling ditekan/diinjak, ujung tuas akan mendorong bantalan luncur kebelakang. Bantalan luncur akan menarik plat tekan melawan tekanan pegas.
Pada saat pelat tekan bergerak mundur, pelat kopling terbebas dari roda penerus dan perpindahan daya terputus. Bila tekanan pedal kopling dilepas, pegas kopling akan mendorong pelat tekan maju dan menjepit pelat kopling dengan roda penerus dan terjadi perpindahan daya.
 






                     Gambar 2.5 Gerak bebas pedal kopling

            Pada saat pelat tekan bergerak kedepan, pelat kopling akan menarik bantalan luncur, sehingga pedal kopling kembali ke posisi semula. selain secara mekanik, sebagai mekanisme pelepas hubungan. Sekarang sudah banyak digunakan sistem hidrolik dan booster. Secara umum, sistem hidrolik dan hidrolik booster adalah sama. Perbedaannya pada system hidrolik booster, booster digunakan untuk memperkecil daya tekan pada pedal kopling.
            Pemilihan sistem yang digunakan disesuikan dengan kebutuhan. Pada sistem hidrolik, pada saat pedal kopling ditekan, maka batang penerus akan mendorong piston pada master silinder kopling, fluida pada sistemakan meneruskan daya ini ke selinder pada unit kopling, dan piston silinder unit kopling akan mendorong tuas, dan seperti pada sistem mekanik, pelat kopling terlepas sehingga penerusan daya dari motor ke transmisi terputus. Cara kerja sistem hidrolik ini sama seperti cara kerja pada sistem rem. Kebocoran system hidrolik akan mengganggu proses pelepasan hubungan.

BAB III
KEGIATAN DAN PELAKSANAAN


3.1       Kegiatan
3.1.1    Langkah Overhaul Kopling Mobil
            Langkah Overhaul kopling mobil yang akan saya jelaskan adalah untuk kopling mobil manual. Tujuan overhaul kopling mobil ini untuk melakukan pemeriksaan kondisi kopling mobil dan juga untuk mengganti kampas kopling mobil. Posisi kopling pada semua mobil di dalam kendaraan selalu sama, hanya saja setiap kendaraan khususnya mobil, memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dalam melakukan overhaulnya.
            Letak perbedaan kesulitan ini ada :
1.         Posisi mesin pada kendaraan.
2.         Besar-kecilnya ukuran transmisi Letak mesin pada mobil.
            Namun semuanya ini dapat diatasi jika kita memiliki sebuah dongkrak kendaraan yang dapat mengangkat body mobil sampai tinggi. Biasanya pada setiap bengkel mobil, disediakan sebuah lift atau dongkrak mobil yang bisa mengangkat body mobil sampai setinggi manusia berdiri. Besar-kecilnya transmisi pada sebuah mobil juga akan sangat mempengaruhi kesulitan dalam melakukan overhaul kopling mobil. Semakin besar ukuran transmisi, maka akan semakin berat pula transmisi itu. Namun hal ini dapat di atasi dengan mempersiapkan peralatan khusus yaitu dongkrak khusus untuk pengangkat transmisi. Untuk Anda yang ingin melakukan overhaul kopling , tanpa memiliki alat khusus seperti di atas, Anda tetap dapat melakukan pembongkaran cukup dengan satu dongkrak dan jack stand. Langkah-langkah overhaul kopling mobil: Untuk kali ini saya akan mengambil contoh pembongkaran kopling mobil yang menggunakan sistem penggerak belakang, yaitu menggunakan as kopel/proppeller shaft.
           
3.2              Pelaksanaan
1.        Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan proppeller shaft.
2.        Lepaskan baut - baut pengingkat yang menghubungkan transmisi dengan backing plate pada mesin.
3.        Turunkan atau pisahkan transmisi dari mesin.
4.        Lepaskan baut - baut pengingkat clutch cover pada flywheel.
5.        Dengan melepas semua baut pengikat clutch cover tersebut, maka secara otomatis clutch cover dan kampas kopling akan terlepas dari flywheel.

3.2              Pemasangan
1.        Gunakan clutch center , yaitu sebuah alat khusus yang digunakan untuk meluruskan lubang pada kampas kopling dengan lubang pada flywheel. Kalau tidak ada , gunakan tali terlebih dahulu untuk mengingkat kampas kopling ke clutch cover, usahakan posisi diameter luar kampas kopling rata dengan posisi dari plat tekan pada clutch cover.
2.        Tempelkan susunan kampas kopling dan clutch cover pada flywheel.
3.        Pasang semua baut pengikatnya dan kencangkan kurang lebih 3 kg m.
4.        Pasang kembali transmisi pada backing plate dari mesin.
5.        Pasang baut pengikatnya dan kencangkan.
6.        Pasang as kopel / proppeller shaft pada transmisi.
7.        Pasang baut pengikatnya dan kencangkan.
8.        Selesai, untuk mengetahui hasil dari apa yang kita kerjakan maka lakukan pengetesan.































BAB IV
PENUTUP

4.1              Kesimpulan
1.         Kopling merupakan bagian dari sistem pemindah tenaga dari sebuah kendaraan, yaitu sistem yang berfungsi memutus dan menghubungkan tenaga dari sumber tenaga (mesin) ke roda kendaraan (pemakai/penggunaan tenaga).
2.         Sistem pengoperasian kopling merupakan mekanisme pengendalian fungsi kopling yang dilakukan oleh pengemudi. Sistem pengoperasian kopling memungkinkan pengemudi dengan mudah memutus dan menghubungkan kopling sesuai dengan yang diinginkan.
3.         Kopling dibagi ke dalam dua jenis besar :
-        Kopling Tetap ( Kopling Kaku, Kopling Karet Ban, Kopling Fluida )
-        Kopling Tidak Tetap ( Kopling Cakar, Kopling Plat, Kopling Kerucut dan Kopling Friwil )
4.         Komponen utama sebuah unit kopling gesek, yaitu : Roda penerus, roda kopling, plat tekan, unit plat tekan, rumah kopling, plat kopling, pegas penekan, tuas penekan, bantalan pembebas dan garpu pembebas.
5.         Terdapat dua macam sistem pengoperasian kopling yaitu sistem mekanik dan sistem hidrolis.
6.         Komponen pengoperasian kopling sistem mekanik adalah sebagai berikut :
a.         Pedal kopling berfungsi untuk menyalurkan tenaga pengemudi melalui injakan kakinya, dalam upaya mengendalikan kerja kopling.
b.        Kabel kopling berfungsi untuk memindahkan gerakan tenaga injakan kaki pengemudi pada pedal kopling, ke tuas pembebas kopling.
c.         Batang ulir pada ujung kabel kopling yang berhubungan dengan tuas pembebas berfungsi untuk mengatur gerak bebas tuas pembebas.
d.        Pegas pengendali pedal kopling, berfungsi untuk mengembalikan posisi pedal kopling setelah dipergunakan untuk mengoperasikan kopling.
7.         Komponen pengoperasian kopling sistem hidrolis adalah sebagai berikut :
a.         Master silinder kopling, berfungsi untuk merubah gerak mekanis dari pedal kopling menjadi tekanan minyak hidrolis.
b.        Pipa hidrolis berfungsi untuk menyalurkan tekanan hidrolis yangdihasilkan dari master silinder kopling.
c.         Silinder kopling berfungsi merubah tekanan hidrolis dari master silinder menjadi gerak mekanis yang disalurkan ke push rod dan diteruskan ketuas pembebas kopling.
d.        Boster kopling berfungsi untuk meringankan tenaga injakan pedal kopling. Komponen ini hanya dipergunakan pada kedaraan berat.

4.2       Saran
            a.     Saran Umum
Semoga praktik kerja industri yang selanjutnya dapat lebih baik dari apa yang telah kami laksanakan pada tahun ini, dan semoga laporan ini dapat berguna bagi adik-adik kelas yang membutuhkan laporan ini dan laporan-laporan akhir prakerin lebih baik dari yang sekarang.
b.         Saran Untuk Pembuatan Laporan
Dalam hal ini kami mebutuhkan bimbingan khusus dalam mnyusun laporan agar terbentuk laporan yang baik dalam segi isi dan penulisan.



















DAFTAR PUSTAKA

www.rodadua.web.id/-moto / (diakses)  pada tanggal : 1 Maret 2014
www.duniamotor.net/berita/.htm (diakses) pada tanggal 5 Maret 2014
http://www.nusantara/mobil/bongkar. (diakses) 20 Maret 2014